Senin, 27 April 2015

Kegelisahan Hati : Tawuran Pelajar

Selamat Datang di Blog ku. Kali ini aku ingin menulis sebuah kegelisahan yang terpendam dalam di hati, tak pernah terusik oleh lembutnya angin, apalagi jalan pikiran. Kegelisahan yang sudah menjadi rahasia umum, mendesak keluar untuk diceritakan. Kegelisahanku sebagai seorang pelajar, yang kadang membuatku bergidik ngeri, akan dampaknya di masa yang menunggu di depan. Materi buruk di dalam diri seorang pelajar yang terusik stress di sekolah, jiwa kenakalan kadang tak terkendali, dan setia kawan yang teguh membuat Sang Kegelapan itu memuncak dan keluar sebagai pertanrungan antar pelajar. Mungkin lebih mudah jika kita sebut itu sebagai : TAWURAN PELAJAR.  Kegelisahan ini kutuangkan dalam sebuah karya puisi, yang mungkin hanya sebagai ungkapan perasaan yang tak pernah dianggap oleh orang, namun mampirlah sebentar untuk mendengar isi hatiku ini. Mampirlah, agar kau berubah.#SOKPUITISLO


TAWURAN PELAJAR

Lihatlah Negeriku
Kelam seperti awan kelabu
Berwarna biru, sedikit ungu
Debu-debu berhamburan tebal
Sorak sorai remaja berteriak
Polisi merajalelakan gas air mata
Kerusakan di mana-mana
Hanya karena sebuah tawuran

Tawuran...
Adalah sebuah perkelahian yang tak berarti
Pelajar-pelajar dua sekolah
Bertarung di atas masalah yang mereka tak mengerti

Pedang di kanan
Clurit di kiri
Ikat pinggang bersambungkan gir sepeda motor
Melilit sekeliling pinggang
Mengangkat wajah yang berang
Dan mereka siap berperang
Perang yang tak berguna

Jiwa-jiwa premanisme tumbuh karena rasa kesetiakawanan
Membuat mereka menjadi manusia tak berotak
Hanya berbuat menurut insting
Layaknya binatang buas

Rusak!!!
Rusak sudah bangsa ini !!!
Apa jadinya pemuda-pemudi bangsa di masa depan?
Apa jadinya Indonesia di masa depan?
Suram sekali hari esok negeri ini
Sesuram kegelapan di ujung jurang yang dalam

Tuhan..
Saksikanlah!!!
Aku, bersama pemuda pemudi Indonesia
Berjanji...
Untuk menjaga masa depan bangsa yang cerah
Mengalirkan bakat-bakat di jalan yang benar
Membuktikan potensi dalam diri kami
Karena inilah kami, penerus generasi Bangsa Indonesia



Hey, kawan. Sudah selesaikah kau menyimak? Bangunlah! Ceritaku sudah selesai. Terimakasih sudah mendengarkan ceritaku. Tepatnya KEGELISAHANKU. Kau bisa pergi dari sini. Tapi ingatlah, lakukan sesuatu untuk negeri ini. Jangan kau bermalasan di atas kasur. Jangan lah kau berbuat tak baik di publik umum. Jika kau ada waktu, pikirkanlah jalan keluar dari lika-liku masalah ini. Mulailah dari dirimu, karena jika tidak, siapa lagi?

LAKUKANLAH SESUATU KECIL YANG BERGUNA, TAK APA JIKA ORANG-ORANG TAK MENGETAHUINYA. ITU LEBIH BAIK DARIPADA MELAKUKAN KERUSAKAN KECIL DAN ORANG-ORANG MENGETAHUINYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar